Berita

Ustaz Farhan Jelaskan Keutamaan Bertafakur

Jumat, 21 Juni 2024 15:13 WIB
  • Share this on:

Ustaz Farhan Jelaskan Keutamaan Bertafakur

Kemenag Bintan (Humas) – Penyuluh Agama Islam Kantor Kemenag Bintan, Farhan Almujahid memberikan tausiyah dalam kegiatan Ngobrol Perkara Iman (Ngopi) di aula Kantor Kemenag Bintan, Jumat, 21 Juni 2024. Ustaz Farhan mengajak ASN Kemenag Bintan untuk banyak mendalami ilmu sebagai landasan dalam beragama.

Dia mengatakan sabda Rasulullah SAW tentang tafakur dijelaskan dalam kitab Rahasia Sufi yang merupakan terjemahan dari kitab Siral-asrar Maa Yahtaj Ma’al Abror karangan Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani yang inti dari hadist tersebut berbunyi:

“Tafakur sesaat itu lebih baik dari satu tahun ibadah, kemudian Belaiu bersabda lagi tafakur sesaat itu lebih baik dari 70 tahun ibadah, dan Beliau bersabda lagi Tafakur sesaat itu lebih baik dari seribu tahun ibadah”.

Farhan menilai giat Ngopi memiliki esensi untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah karena bertujuan untuk meningkatkan pemahaman keislaman para ASN.

“Siapa yang mencari dunia harus dengan ilmu, mencari akhirat juga wajib dengan ilmu. Bagaimana caranya agar aktivitas di dunia tetapi memiliki esensi ibadah yang bernilai pahala di akhirat juga dapat dilakukan dengan ilmu,” ujarnya.

Farhan juga menjelaskan dalam Kitab Bidayatul Hidayah disebutkan Rasulullah sangat khawatir dengan kehadiran ulama su’.

"Ada yang paling aku khawatirkan dari kalian ketimbang Dajjal. Beliau kemudian ditanya, Apa itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab, ulama su` (buruk)."

Ulama su', kata Kiai Idris, adalah ulama akhir zaman yang paling dikhawatirkan oleh Rasulullah Saw ketimbang dajjal. Sebab, dajjal memang bertujuan menyesatkan, sedangkan ulama ini, walaupun lidah dan ucapannya memalingkan manusia dari dunia, tapi amal perbuatan dan keadaannya mengajak manusia ke sana.

Ulama su' mempergunakan ilmunya sebagai sarana untuk memperbanyak harta, serta untuk berbangga dengan kedudukannya dan menyombongkan diri dengan besarnya jumlah pengikut. Ilmunya menjadi tumpuan untuk meraih sasaran duniawi. 

“Jika Dajjal datang untuk menyesatkan orang, tetapi ulama su’, mereka akan membelokkan manusia dengan lisannya sehingga manusia salah arah dan akan menentukan tingkah laku dan ucapan orang lain. Tingkah laku seseorang akan lebih cepat ditiru dari pada ucapannya. Sedangkan watak dasar manusia cenderung hanya akan mengikuti saja tanpa mau bersikap lebih kritis,” jelas Farhan.

Editor:
Hatiman
Kontributor:
Hatiman
Penulis:
Hatiman

Gallery

  • Tandatangani MRA Jaminan Produk Halal Pertama di Eropa, Menag: Perkuat Integrasi Pasar Regional
  • Menag Yaqut Diterima Menhaj Tawfiq, Bahas Persiapan Haji 2025
  • BPJS Ketenagakerjaan Tanjungpinang Gelar Sosialisasi Program bagi Pengelola Pondok Pesantren
  • Gerak Jalan Kreasi, Regu Putra MTs MU Kawal Raih Juara I
  • Sambut Kedatangan, Menag Harap Paus Fransiskus Saksikan Keberagamaan Indonesia Terpelihara dengan Baik