Berita

Mengembalikan Peran Masjid Sebagai Pusat Peradaban Umat

Sabtu, 23 Maret 2024 14:05 WIB
  • Share this on:

Mengembalikan Peran Masjid Sebagai Pusat Peradaban Umat

Kemenag Bintan (Humas) - Ketika Rasulullah SAW dan para sahabatnya melakukan hijrah dari Mekah ke Madinah pada tahun ke 13 Nabi Muhammad SAW di angkat menjadi Rasul, setelah  tiba di Madinah yang saat itu bernama Yastrib, maka yang langsung dilakukan oleh Nabi Muhaamad SAW dan para sahabatnya adalah membangun masjid, yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Masjid Quba. Hal ini diinisiasi oleh Rasulullah SAW sebelum memasuki kota Madinah, maka Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya selama 3 hari setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh dari Mekah, maka beliau dan sahabatnya  memulai membangun peradaban umat manusia dengan membangun masjid Quba.

Demikian dikatakan oleh Ustaz Parman Effendi ketika memberikan  khutbah Jumat, 22 Maret 2024.

Adapun peran masjid dalam membangun peradaban umat manusia setidaknya ada 3 hal, yakni sebagai berikut.

Pertama, Masjid sebagai tempat pembinaan mental, spiritual dan karakter muslim.

Langkah awal yang dilakukan olen Nabi Muhammad SAW adalah menyatukan kaum Anshor sebagai penduduk tempatan dengan kaum muhajirin yang datang dari Mekah, sehingga mereka berbaur yang disatukan dengan aqidah Islamiyah. Pembinaan ukhuwah Islamiyah yang dilandasi semangat membangun peradaban yang unggul telah mengantarkan menjadi umat yang kuat dan moderat. Di samping itu untuk membentuk mental dan karakter para sahabat yang tangguh dan pemberani, maka Nabi Muhammad SAW telah memberikan uswah dan qudwah kepada mereka dengan keteladanan yang paripurna.

Kedua, Masjid sebagai pusat mengatur strategi baik urusan pemerintahan maupun menghadapi musuh.

Untuk membangun masyarakat yang heterogen yang terdiri dari berbagai suku, agama dan latar belakang budaya, maka Rasulullah SAW membuat nota kesepahaman dan komitmen bersama yang lebih di kenal dengan Piagam Madinah. Dengan Piagam tersebut menjadi landasan hukum bersama jika terjadi pelanggaran atau gangguan ketertiban maka aturan harus ditegakkan dan yang berbuat salah harus di berikan hukuman. Dengan demikian akan terwujud kehidupan masyarakat yang harmonis dan saling menghormati antara satu dengan yang lainnya. Masjid bukan hanya sebagai tempat ritual ibadah semata tetapi lebih dari itu sebagai   tempat mengatur strategi perang, urusan pemerintahan dan masalah sosial kemasyarakatan.

Ketiga, Masjid sebagai pusat dakwah dan syiar Islam.

Islam adalah agama dakwah yang menganjurkan kepada pemeluknya untuk mengajak dan menyeru kepada umat manusia supaya memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al Anbiya ayat 107, yang artinya ; Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan menjadi rahmat bagi semesta alam”.

Dengan demikian Nabi Muhammad diutus oleh Allah SWT untuk kedamaian dan kebahagiaan kehidupan manusia seluruh alam semesta. Masjid merupakan pusat kegiatan dakwah dan juga sebagai syiar islam, sehingga keberadaan masjid menjadi hal yang fundamental dan strategis bagi umat Islam. Oleh karena itu supaya peran masjid bisa maksimal dan memberikan kontribusi yang positif untuk pengembangan masyarakat yang terus dinamis.

Editor:
Hatiman
Kontributor:
Hatiman
Penulis:
Hatiman

Gallery

  • Tandatangani MRA Jaminan Produk Halal Pertama di Eropa, Menag: Perkuat Integrasi Pasar Regional
  • Menag Yaqut Diterima Menhaj Tawfiq, Bahas Persiapan Haji 2025
  • BPJS Ketenagakerjaan Tanjungpinang Gelar Sosialisasi Program bagi Pengelola Pondok Pesantren
  • Gerak Jalan Kreasi, Regu Putra MTs MU Kawal Raih Juara I
  • Sambut Kedatangan, Menag Harap Paus Fransiskus Saksikan Keberagamaan Indonesia Terpelihara dengan Baik