Berita

Melalui FSIGB 2024 Membangun Peradaban Luhur Bangsa

Kamis, 26 September 2024 15:39 WIB
  • Share this on:

Melalui FSIGB 2024 Membangun Peradaban Luhur Bangsa

Kemenag Bintan (Humas) – Sempena pelaksanakan kegiatan Festival Sastra Internasional Gunung Bintan (FSIGB) 2024, Yayasan Jembia Emas bersama Dinas Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau kembali menggelar FSIGB yang ketujuh yang dilaksanakan Rabu – Sabtu/ 25 - 28 September 2024 yang dipusatkan di Balai Adat Seri Inderasakti, Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Dalam tentatifnya FSIGB 2024 akan menggelar kegiatannya di sejumlah lokasi di Tanjungpinang dan Bintan.

Ketua Panitia Penyelenggara, Dato Rida K. Liamsi mengatakan kegiatan FSIGB dilaksanakan secara reguler dari tahun ke tahun untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan yang menjadi salah satu core peradaban sebuah bangsa. Dia menjelaskan banyak bentuk peradaban fisik yang hancur ditelan zaman, tetapi warisan peradaban dalam bentuk karya sastra akan tetap abadi. Karya sastra Gurindam 12 karya Raja Ali Haji menjadi bukti keabadian peradaban dalam bentuk sastra.

Sementara itu, Imam Budi Utomo, Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengharapkan FSIGB 2024 dapat memberikan kontribusi positif pada pembangunan budaya dan peradaban bangsa.

Berbagai program telah digulirkannya untuk menjaga eksistensi sastra dalam melestarikan peradaban. Pihaknya sudah mendistribusikan buku-buku literasi sebanyak 15 juta pada berbagai lembaga pendidikan TK dan SD.

Dia juga telah melakukan upaya internasionalisasi sastra Indonesia pada dunia pada berbagai kegiatan. Dunia juga akan memperingati 100 tahun A.A. Nafis pada November mendatang. Peringatan 100 Tahun A.A. Navis bertujuan memperkenalkan kembali karya dan pemikiran A.A. Navis kepada publik secara luas.

Menggiatkan Mastera. Mastera merupakan majelis yang bertujuan untuk merencanakan dan memantau perkembangan sastra di negara-negara Asia Tenggara. Mastera didirikan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 1996 atas gagasan dari Malaysia, Brunei Darussalam, dan Indonesia. Kemudian, Singapura dan Thailand menyusul menjadi anggota. Contoh kegiatan rutin Mastera, antara lain, ialah kegiatan penelitian, penerjemahan, pengkajian, penerbitan buku, seminar, sidang, musyawarah sekretariat, pemberian penghargaan, serta program pelatihan penulisan (program terbaru).

Kementerian juga telah memberikan bantuan untuk berbagai komunitas sastra di Indonesia termasuk kepada komunitas literasi.

Editor:
Hatiman
Kontributor:
Hatiman
Penulis:
Hatiman

Gallery

  • Kemenag Bintan Gelar Pisah Sambut Pimpinan
  • Kemenag Bintan Gelar Pisah Sambut Pimpinan
  • Kemenag Bintan Gelar Pisah Sambut Pimpinan
  • Kemenag Bintan Gelar Pisah Sambut Pimpinan
  • Kemenag Raih Penghargaan Penyelenggara Inovasi Pelayanan Publik Terbaik Tahun 2024